Minggu, 02 Mei 2010

Sistem Informasi Manufaktur Dalam Kerangka Kerja Sistem Informasi Manajemen

Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran kita kepada sebuah prosedur input,

proses, output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah

informasi melalui sebuah proses sistem manajemen yang biasa disebut Database

Management System (DBMS).

Data mudah untuk didapatkan. Tetapi, informasi susah untuk dicari. Proses

mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki

kompleksitas yang tinggi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi perangkat utama

pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahan.

Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda

industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan,

keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan

perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi

yang dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur.

2. SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka kerja Sistem

Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIMa lebih menekankan kepada proses

produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah

hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

2.1 Input

Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang

mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi

sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses

secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan,

dan lain-lain.

Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan

(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna.

Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang

UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam

manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.

Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses

produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam

sebuah database. Namun, apakah kita bisa mendefinisikan data apa saja yang perlu kita

catat ke dalam sebuah database?

Oleh karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus

bisa mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen

puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk

membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki.

2.2 Proses

Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database

Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data

yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi

pemakai.

Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :

1. Pengumpulan (pendokumentasian) data

2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data

3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.

4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.

5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data

yang lain.

2.3 Output

Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan

berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data

menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak

meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.

2.3.1 Persediaan

Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan

baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah

stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari

input.

Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan

penyimpanan (inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan

perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam

subsistem persediaan.

Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu mendokumentasi proses

pemilihan pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di

dalam lantai produksi.

Proses pembelian perlu diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara

pembelian dan penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi

pembelian diperkirakan semakin banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit) dan

biaya semakin besar,. Namun apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi

pembelian sedikit (dengan kuantitas produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi

biaya penyimpanan juga bertambah.

Perbandingan terbalik antara penyimpanan dan pembelian ini perlu dihitung untuk

mencari titik optimal untuk pembelian dan titik optimal untuk penyimpanan agar tidak

terjadi pembengkakan cost.

2.3.2 Produksi

Subsistem produksi perlu didokumentasikan dan perlu dijadikan sebuah informasi

untuk mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya. Definisi dari

subsistem produksi adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi di

setiap stasiun kerja ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah

penjadualan produksi (scheduling) dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja.

Penjadualan produksi perlu memperhitungkan data demand dan kapasitas produksi.

Data ini biasanya diambil dari pihak marketing yang mengetahui peramalan pasar

mendatang, sehingga produk tidak terlalu banyak ataupun terlalu disedikit diproduksi.

Selain berhubungan dengan pihak marketing, penjadualan produksi berhubungan

dengan pihak Human Resource dalam hal jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi

karyawan, shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka

hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja menentukan

penjadualan produksi.

Bill of Material (BOM) berhubungan sekali dengan penjadualan produksi. Hubungan

erat antara penjadualan dan persediaan dapat direlasikan melalui BOM. Tingkat

persediaan akan mempengaruhi jadual produksi, sehingga BOM setiap produk perlu

dirinci agar tidak terjadi keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk

dapat dilihat dari hasil pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat diperbaiki untuk

periode penjadualan berikutnya.

Dalam SIMa pun perlu didokumentasikan setiap proses transaksi (arus ambil, terima,

retur antar stasiun kerja) yang terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadi kesalahan

pengiriman, kerusakan pada waktu pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu mengatur

sistem dokumentasi penyimpanan WIP dan barang jadi yang akan diproses lebih lanjut

agar produk tersebut terhindar dari kerusakan maupun hal-hal yang tidak diinginkan.

2.3.3 Kualitas

Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan

dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak

hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas

seperti proses perawatan.

Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process

Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi

maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara

keseluruhan, tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.

Proses perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang

terbesar di lantai produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini

berhubungan dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya

perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan akan sangat

mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian

proses) dalam setiap stasiun kerja.

Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen

memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi

tersebut menjadi tolok ukur kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang

dihasilkan dapat menjadi tolok ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat

ini. Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran

strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.

2.4 Biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan

manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.

Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang

terjadi di dalamnya.

Bagan sistem informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan

komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya juga

termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan

informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya

yang dapat direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang ada.

4. KESIMPULAN

Sistem merupakan kesatuan banyak hal yang terintegrasi untuk menjadi sebuah

fungsi atau menghasilkan tujuan tertentu. Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) bertujuan

menghasilkan informasi manufaktur yang berguna untuk perusahaan.

Kegiatan manufaktur mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Kegiatan ini

perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen

perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manufaktur haruslah sangat tinggi agar

proses yang terjadi di lantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.

Sumber daya manusia adan teknologi merupakan komponen yang terintegrasi untuk

menjalnkan sistem informasi manufaktur ini. Komponen ini merupakan komponen

pendukung sekaligus komponen utama untuk melaksanakan SIM.

SIMa dalam sebuah industri perlu mendokumentasikan semua data mulai dari input,

proses, hingga output produksi agar didapatkan hasil (informasi) yang sesuai dengan

keinginan perusahaan. Setiap komponen data dapat menunjang proses pengolahan untuk

menjadi informasi yang berguna bagi departemen persediaan, departemen produksi dan

juga departemen kualitas.

http://battlemabbit.blogspot.com/2010/01/sistem-informasi-manufaktur-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar