Senin, 03 Mei 2010

Solusi Bagi Jaringan Virtual Sistem Informasi Perusahaan

Tentang Jaringan virtual sistem informasi perusahaan

  • Jaringan Virtual Sistem Informasi atau yang juga dikenal sebagai VPN (Virtual Private Network) adalah jaringan komunikasi data antar lokasi dalam suatu perusahaan yang terpisah secara geografis & membentuk jaringan sistem informasi yang lebih luas.
  • VPN dapat dibentuk melalui infrastruktur jaringan publik (misalnya internet) atau melalui infrastruktur jaringan khusus milik perusahan penyedia jasa jaringan sistem informasi (VPN service provider)

gbr-01

Virtual Private LAN Services (VPLS)

  • Jaringan VPLS dibangun dengan menggunakan konsep pseudo-wire (kawat maya). Dengan layanan in, dua titik lokasi (atau lebih) yang terpisah mampu dihubungkan melalui suatu kawat privat virtual secara point-to-point seolah-olah keduanya tersambung melalui kabel UTP.
  • Layanan ini membangun terowongan lapisan kedua (L2 tunnel) melalui jaringan berbasis IP sehingga perangkat disatu lokasi seolah-olah tersambung langsung secara fisik ke perangkat dilokasi lain.

gbr-02

gbr-03

Pada gambar 3 terlihat beberapa lokasi yang saling terhubung melalui pseudo-wire untuk membentuk jaringan VPN.

Tentang Quasar VPLS

Teknologi Quasi-Wire®

  • Layanan Quasar VPLS dibangun dengan menggunakan teknologi Quasi-Wire®. Teknologi ini mampu menghubungkan dua titik lokasi jaringan yang terpisah melalui suatu kawat privat virtual secara point-to-point. Dengan Quasi-Wire® dua ethernet interface yang berjauhan dapat dihubungkan seolah-olah hanya dengan menggunakan kabel UTP.
  • Menurut konsep awalnya, teknologi Quasi-Wire® berfungsi membangun terowongan lapisan kedua (L2 tunnel) melalui jaringan berbasis IP sehingga perangkat disatu lokasi seolah-olah tersambungkan secara fisik dengan perangkat dilokasi lainnya.
  • Dalam tahap selanjutnya, Quasar mengembangkan teknologi Quasi-Wire® ini pada jaringan dengan berbagai protokol seperti GSM, CDMA dan PSTN.

gbr-04

Quasar VPLS merupakan layanan VPLS pertama yang dapat diterapkan menggunakan berbagai jenis infrastruktur jaringan komunikasi. Keunggulan yang ditawarkan oleh layanan ini adalah:

  • Metro Connectivity: Sangat cocok untuk menghubungkan beberapa lokasi yang terpisah secara geografis untuk dibentuk sebagai jaringan sistem informasi tunggal.
  • Cost Effective: Hanya menggunakan perangkat-perangkat berbasis interface ethernet yang sangat ekonomis.
  • Not demanding on PE Routers: tidak memerlukan routing yang rumit disisi provider.
  • Multi Data protocol: Dapat dipakai untuk menangani berbagai protokol data seperti SNA atau IPX sama baiknya dengan IP.
  • Multi Netwok Protocol: Dapat menggunakan berbagai jaringan yang tersedia dilapangan seperti IP, PSTN, GSM, GPRS, CDMA dan RTT.
  • Private Routing Domain: Tidak perlu berbagi informasi domain lokal dengan penyedia jaringan.
  • Simple CE Device: Karena tidak memerlukan, maka perangkat disisi pelanggan hanya berupa jenis gateway.
  • Clear Demarcation: Terjadi batas yang jelas antara sisi jaringan pelanggan dengan sisi penyelenggara jaringan.
  • Easy to manage: Kesederhanaan topologi dan peralatan memberikan jaminan kemudahan pemeliharaan serta menurunkan biaya operasional.
  • Metro Ethernet integration: VPLS menjadikan penggabungan beberapa Metro Ethernet menjadi sangat mudah dan sederhana.
  • Management integration: Sangat mudah diintegrasikan dengan layanan layer 2 lainnya seperti Frame-Relay dan ATM untuk membentuk infrastruktur jaringan tunggal.

Jika dibandingkan dengan VPLS over MPLS:

gbr-05

  • Quasar VPLS cukup menggunakan CE berupa embeded gateway yang sederhana pengoperasiannya., sedangkan VPLS over MPLS memerlukan kombinasi PE setara router dengan settingan khusus.
  • Quasar VPLS dapat menggunakan kombinasi jaringan private dan public dari berbagai provider sekaligus sehingga jangkauannya menjadi tidak terbatas. Sedangkan VPLS over MPLS hanya dapat menggunakan jaringan private dari satu provider saja.
http://thezoostation.wordpress.com/2007/03/07/solusi-bagi-jaringan-virtual-sistem-informasi-perusahaan/

Pengaturan Biaya Operasional Sistem Informasi di Perusahaan

Akses internet sudah menjadi tulang punggung sistem informasi di banyak perusahaan. Gangguan pada akses internet akan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan.
Tapi apakah biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk sistem informasi ini sudah cukup efisien dan efektif dalam menunjang produktivitas serta kinerja perusahaan ?

Dari hasil survey terhadap pemakaian bandwith internet di perusahaan-perusahaan, ditemukan bahwa 53% bandwidth internet dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan rekreasional karyawan. Hanya 29% yang benar-benar dipergunakan secara produktif dan sisanya dipakai oleh sistem aplikasi di perusahaan tersebut. Jika demikian tidak lah mengherankan apabila kemudian banyak perusahaan yang mengeluhkan biaya bandwith internet yang sangat tinggi tanpa mendapatkan tingkat produktivitas kerja yang sepadan. Penambahan bandwith bukanlah solusi yang tepat, bahkan akan menjadi pemborosan, karena permasalahan utamanya terletak pada tidak terkontrolnya pemakaian bandwith internet di dalam perusahaan itu sendiri.

Jaminan ketersediaan akses internet yang berkualitas hanya bisa terwujud apabila dilakukan pengaturan distribusi bandwidth secara tepat. Tanpa pengaturan bandwidth yang benar, beberapa terminal akan menghabiskan pemakaian bandwidth yang tersedia. Akibatnya terminal-terminal lainnya akan merasakan akses internet mereka sangat lambat. Sistem aplikasi bisnis perusahaan pun akan ikut terpengaruh kinerjanya. Gambar dibawah ini adalah ilustrasi keadaan dimana bandwidth untuk program aplikasi bisnis terdesak oleh pemakaian bandwidth dari terminal-terminal lainnya, akibatnya program-program aplikasi bisnis menjadi tidak lancar dan lambat.

gambar1

Diperlukan suatu solusi yang dapat membuat kualitas akses internet di dalam perusahaan selalu teratur dan terkontrol sehingga tidak ada satupun terminal dan aplikasi-aplikasi di dalam perusahaan yang pemakaian bandwidthnya melebihi jatah akses yang sudah ditentukan, seperti gambar ini:

gambar2

Dimana setiap terminal dan aplikasi bisnis berjalan teratur sesuai dengan besar bandwidth yang disediakan untuk masing-masing peruntukan.

Sebuah solusi seperti Cyber Cost Cutter® (CC-Cutter) dilengkapi dengan fitur pengaturan parameter yang fleksibel, seperti prioritas akses, batas minimum maksimum bandwidth yang memberikan jaminan Quality of Service (QoS) optimum.

  • Memberikan prioritas akses bandwidth pada aplikasi-aplikasi kritis sesuai besaran yang diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya.
  • Mendistribusikan bandwith secara proposional kepada setiap terminal di dalam jaringan sesuai tingkat kebutuhannya masing-masing. Tidak akan ada lagi permintaan upgrade bandwith tanpa alokasi yang tidak jelas.
  • Menyediakan sistem pengaturan bandwidth terpusat untuk perusahaan-perusahaan dengan banyak cabang yang terhubung secara online. Menghindarkan kemacetan aliran informasi antara pusat dengan cabang maupun antara cabang dengan cabang.

Tanpa adanya bandwidth management seperti halnya CC-Cutter®, pihak manajemen perusahaan bisa mendapat masukan yang salah mengenai kualitas akses internet di perusahaannya.

Ada dua pertanyaan mendasar yang berkaitan dengan penghematan biaya bandwidth; apakah besar bandwidth yang dipakai sekarang itu perlu ditambah atau justru sebenarnya berlebih ?

Untuk perusahaan dengan bandwidth yang sudah proposional dengan jumlah dan pemakaian terminalnya, penambahan bandwidth lagi akan merupakan pemborosan.

Dengan menggunakan bandwidth management seperti CC-Cutter®, maka perusahaan akan dengan mudah memonitor apakah pemakaian bandwidth sudah cukup, masih kurang atau bahkan berlebih. Pengambilan keputusan dari hasil evaluasi monitoring bandwidth dapat dilakukan tanpa harus mengorbankan produktivitas perusahaan. Selain itu, masing-masing divisi maupun unit kerja dapat mengalokasikan budget untuk keperluan internetnya dengan lebih terukur. Bagian keuangan juga tidak lagi menceramahi bagian IT dengan segala teori saving cost-nya. Tugas administrator jaringan di perusahaan menjadi lebih ringan. Tidak lagi diperlukan perhatian khusus untuk pemeliharaan dan monitoring harian akses internet serta distribusi bandwidth untuk aplikasi-aplikasi bisnis.

http://thezoostation.wordpress.com/2006/08/15/pengaturan-biaya-operasional-sistem-informasi-di-perusahaan/

Praktek Mengembangkan Sistem Informasi Perusahaan

Suatu kali, karena kebetulan saya berkesempatan bertemu dengan seorang dosen top dari Kota Gudeg. Memang sih beliau bukan pakar ERP, jadi wajar saja ketika beliau itu beranggapan ERP sama saja dengan program-program sejenis yang beliau dan rekan-rekannya… katanya membuatnya untuk memenuhi order. Saya sendiri bukan pakar akuntansi atau pakar Enterprisce Resources Planning. Jadi dari pada berdebat kusir, lebih baik duduk manis saja mendengarkan. Hal ini menyadarkan saya bahwa ERP dalam dunia pendidikan sekalipun, masih dianggap barang “yang biasa saja”, atau paling tidak seperti biasa saja. Tentu saja dari satu sisi ada benarnya, namun juga ada kelirunya. ERP sebagai sebuah sistem, bukan sekedar software kosongan untuk memenuhi sebuah order, namun lebih sebagai suatu sistem pengendalian yang didisain untuk memenuhi banyak aspek dalam perusahaan. Pemahaman ini membedakan cara berpikir bagaimana para pengguna atau perusahaan memutuskan untuk memakai software untuk melaksanakan/menjalankan usahanya.

Begitu banyak model ERP yang dikembangkan dan banyak pula yang open source, Adempiere, Compiere atau yang sudah top seperti SAP, Oracle atau lainnya atau dari sumber lainnya, seperti ERP Indonesia.

Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi

Yah kurang lebih begitulah, ada masukan kemudian diproses dan hasilnya laporan keuangan atau bisnis proses analisis. Banyak program dibuat dalam disain seperti ini. Namun, apakah ini termasuk atau digolongkan sebagai ERP? Rasanya sih tidak. ERP lebih sebagai sebuah bisnis proses standar yang dikembangkan sebagai model dalam proses industri dalam sebuah perusahaan.

system-informasi-1

Setup sistem dalam mempelajari/memahami informasi penting untuk memahami bagaimana model bisnis dan model data dapat dijadikan sumber untuk mengembangkan sistem manajemen. Banyak model ERP dibuat orang, termasuk yang sering dijadikan rujukan, Hamilton mengenai konsep relasi database ERP atau dikembangkan dari model manajemen, Value Chain Porter, si Bapak manajemen itu.

Pengalaman dalam praktek, sebagai kuli IT, kami menyusun model seperti di atas. Kesatuan informasi dibentuk dari sejumlah data master pokok, yaitu Asset, Employee, Item, Customer, dan Ledger Table. Setiap master itu memiliki hubungan-hubungan umum dan spesial yang saling terkait sampai terlaksananya pengendalian dan transaksi yang diharapkan memiliki karakteristik satu inputan untuk seluruh kepentingan dalam transaksi. Yang menghubungkan transaksi dengan master data adalah pengendali informasi yang dikatagorikan ke dalam SetUp, Profile, dan Type.

Jika perumusan pada gambar di atas ini saya balik, maka modelnya menjadi :

system-informasi-2

Gambar panah kecil berwarna merah merujuk pada seluruh setup, profile, dan type yang digunakan dalam keseluruhan transaksi yang dibuat. Master data ada ditengahnya, yang harus masuk ke dalam sistem sehingga tujuan dari pengembangan modul-modul dalam sistem informasi dapat dijalankan dengan baik.

Setup – Profile – Type.

Dalam model di atas, Geography dirujuk sebagai sumber informasi (antara lain Negara, Provinsi, Kota, Kecamatan, Kode Pos, dan Lintang-Bujur) sebagai informasi geografis. Di masa kini, dimana teknologi imaging sudah sedemikian maju, maka master data dapat dilengkapi dengan baik dengan data-data visual geografis. SetUp dari geografy ini menjadi sekunder master data yang bisa ditangkap oleh Employee, Asset, Item, Vendor, Customer. Mengapa?. Karena jelas master data utama membutuhkan informasi pendukung yang bisa berkolaborasi dengan baik. Pelanggan ada dimana, asset perusahaan ada dimana, penanggungjawabnya siapa, dapat dicatat dengan baik.

Profile adalah informasi-informasi yang disimpan ke dalam sistem untuk mengendalikan master-master data. Profile karyawan, profil asset, varian produk (item) dan fungsi item baik sebagai inventory ataupun non inventory harus dikendalikan pada setiap transaksi yang dilakukan. Seluruh perilaku dari profile ini dan komitmen-komitmen yang terjadi ditetapkan dalam setup dan profile.

Type menjelaskan bagian-bagian dari sistem informasi profile (ragam bentuk, konfigurasi, ukuran, warna) tersaji untuk menyempurnakan profile yang ditetapkan dalam sistem perusahaan.

Selanjutnya harus dipikirkan dengan matang, kustomisasi informasi dan data. Ini disiapkan dalam dimension sebagai “extended type of data” yang berguna untuk menyaring informasi dan melakukan analisis laporan (bussiness reporting) atau executive summary yang menyangkut berbagai hal tentang isi perusahaan dan kompetensinya.

Tidak kalah pentingnya mengendalikan semuanya ini dalam sistem documentasi manajemen pengarsipan yang baik. Sederhananya, kalau kita memiliki asset, maka bentuk, surat-surat kontrak, buku petunjuk pemakaian asset, atau hal-hal yang berkait dengan asset (bukan sekedar nomor asset) haruslah dapat mudah diakses dan dievaluasi. Di sinilah pentingnya dokumen manajemen disertakan dalam sistem informasi perusahaan.

system-informasi-3

Tentu saja, sistem yang baik selain menyediakan fasilitas attachment, juga menyisipkan gambar ke dalam sistem sebagai record database terkendali, memiliki koneksivitas yang baik dengan ragam software umum lainnya, memiliki notepad, calculator, atau sistem yang memungkinkan bisa mengadaptasi ragam kebutuhan perusahaan.

Gambar di sebelah adalah Software MyCdB Simple Bussiness Solution yang dikembangkan ini berangkat dari pemahaman bahwa kesatuan informasi haruslah dipadukan bukan hanya sekedar sekuen, record dan relasional database, tetapi juga menyangkut kelengkapan sistem informasi virtual untuk berbagai kepentingan.

Dimensi hubungan antar data yang tersaji di atas haruslah di setup oleh seorang administrator dengan baik. Model ini dapat digambarkan seperti berikut ini :

system-informasi-4

Praktek pengendalian sistem informasi dalam dunia IT menjadi penting dan harus sangat seksama untuk menempatkan dimana kita akan menempatkan variabel informasi dan yang bukan variabel.

(Bersambung)

Untuk melihat perbesaran gambar, klik

http://agorsiloku.wordpress.com/2009/01/21/mengembangkan-sistem-informasi-perusahaan-dalam-praktek/

Sistem Informasi Perusahaan Coca-Cola

Pengembangan pendekatan Manajemen Sistem Informasi (Information System /IS) yang terarah pada organisasi di Perusahaan Coca Cola.Hal ini merupakan bentuk pengaruh evolusi teknologi terhadap dunia usaha dewasa ini. Peran penting sistem informasi terhadap kinerja bisnis perusahaan, pengembangan sumber daya manusia dan nilai tambah lainnya, terutama bagi pemegang saham, membutuhkan tim yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam bidang manajemen sistem informasi.
Tantangan akan muncul sesuai dengan kebutuhan.Setiap tantangan harus ditangani sesuai prioritas guna menjamin kepuasan terhadap jasa layanan pelanggan dalam skala yang luas.Perusahaan coca cola menggunakan sistem terintegrasi yang menghubungkan seluruh aspek bisnis. Terlepas dari fokus dari aktivitas baik berupa supply chain, financial, atau yang berhubungan langsung dengan kegiatan penjualan. Manfaat dari sistem komunitas ini akan dirasakan oleh seluruh komunitas bisnis coca cola.

Salah satu manfaat terpenting dari investasi CCBI pada teknologi sistem informasi selama lima tahun terakhir adalah dengan meningkatkan kemampuan karyawan di seluruh level organisasi perusahaan coca cola.
Masa depan akan menjelang teknologi akan terus berkembang dan menciptakan peluang baru untuk peningkatan produktifitas sumber daya manusia.
Kemampuan karyawan perusahaan coca cola untuk menggunakan informasi akan terus meningkat, kualitas akan infrastruktur publik akan meningkat dan pelanggan coca cola akan membangkitkan kebutuhan akan layanan baru seiring dengan kemajuan teknologi. Semua ini akan sangat membutuhkan dukungan dari semua tim yang rofesional dalam struktur organisasi coca cola.
Departmen Informasi Sistem akan melanjutkan kemitraannya dengan pimpinan dari setiap lini bisnis internal,serta ikut membantu proses evolusi guna meningkatkan kualitas investasi sistem informasi di perusahaan coca cola, dan pada akhirnya untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan.

http://hariminantyo.blogspot.com/2007/05/sistem-informasi-manajemen-coca-cola.html

Minggu, 02 Mei 2010

Sistem Informasi Manufaktur Dalam Kerangka Kerja Sistem Informasi Manajemen

Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran kita kepada sebuah prosedur input,

proses, output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah

informasi melalui sebuah proses sistem manajemen yang biasa disebut Database

Management System (DBMS).

Data mudah untuk didapatkan. Tetapi, informasi susah untuk dicari. Proses

mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki

kompleksitas yang tinggi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi perangkat utama

pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahan.

Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda

industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan,

keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan

perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi

yang dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur.

2. SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka kerja Sistem

Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIMa lebih menekankan kepada proses

produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah

hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

2.1 Input

Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang

mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi

sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses

secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan,

dan lain-lain.

Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan

(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna.

Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang

UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam

manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.

Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses

produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam

sebuah database. Namun, apakah kita bisa mendefinisikan data apa saja yang perlu kita

catat ke dalam sebuah database?

Oleh karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus

bisa mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen

puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk

membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki.

2.2 Proses

Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database

Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data

yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi

pemakai.

Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :

1. Pengumpulan (pendokumentasian) data

2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data

3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.

4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.

5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data

yang lain.

2.3 Output

Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan

berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data

menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak

meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.

2.3.1 Persediaan

Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan

baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah

stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari

input.

Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan

penyimpanan (inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan

perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam

subsistem persediaan.

Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu mendokumentasi proses

pemilihan pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di

dalam lantai produksi.

Proses pembelian perlu diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara

pembelian dan penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi

pembelian diperkirakan semakin banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit) dan

biaya semakin besar,. Namun apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi

pembelian sedikit (dengan kuantitas produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi

biaya penyimpanan juga bertambah.

Perbandingan terbalik antara penyimpanan dan pembelian ini perlu dihitung untuk

mencari titik optimal untuk pembelian dan titik optimal untuk penyimpanan agar tidak

terjadi pembengkakan cost.

2.3.2 Produksi

Subsistem produksi perlu didokumentasikan dan perlu dijadikan sebuah informasi

untuk mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya. Definisi dari

subsistem produksi adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi di

setiap stasiun kerja ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah

penjadualan produksi (scheduling) dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja.

Penjadualan produksi perlu memperhitungkan data demand dan kapasitas produksi.

Data ini biasanya diambil dari pihak marketing yang mengetahui peramalan pasar

mendatang, sehingga produk tidak terlalu banyak ataupun terlalu disedikit diproduksi.

Selain berhubungan dengan pihak marketing, penjadualan produksi berhubungan

dengan pihak Human Resource dalam hal jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi

karyawan, shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka

hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja menentukan

penjadualan produksi.

Bill of Material (BOM) berhubungan sekali dengan penjadualan produksi. Hubungan

erat antara penjadualan dan persediaan dapat direlasikan melalui BOM. Tingkat

persediaan akan mempengaruhi jadual produksi, sehingga BOM setiap produk perlu

dirinci agar tidak terjadi keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk

dapat dilihat dari hasil pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat diperbaiki untuk

periode penjadualan berikutnya.

Dalam SIMa pun perlu didokumentasikan setiap proses transaksi (arus ambil, terima,

retur antar stasiun kerja) yang terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadi kesalahan

pengiriman, kerusakan pada waktu pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu mengatur

sistem dokumentasi penyimpanan WIP dan barang jadi yang akan diproses lebih lanjut

agar produk tersebut terhindar dari kerusakan maupun hal-hal yang tidak diinginkan.

2.3.3 Kualitas

Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan

dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak

hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas

seperti proses perawatan.

Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process

Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi

maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara

keseluruhan, tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.

Proses perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang

terbesar di lantai produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini

berhubungan dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya

perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan akan sangat

mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian

proses) dalam setiap stasiun kerja.

Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen

memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi

tersebut menjadi tolok ukur kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang

dihasilkan dapat menjadi tolok ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat

ini. Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran

strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.

2.4 Biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan

manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.

Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang

terjadi di dalamnya.

Bagan sistem informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan

komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya juga

termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan

informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya

yang dapat direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang ada.

4. KESIMPULAN

Sistem merupakan kesatuan banyak hal yang terintegrasi untuk menjadi sebuah

fungsi atau menghasilkan tujuan tertentu. Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) bertujuan

menghasilkan informasi manufaktur yang berguna untuk perusahaan.

Kegiatan manufaktur mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Kegiatan ini

perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen

perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manufaktur haruslah sangat tinggi agar

proses yang terjadi di lantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.

Sumber daya manusia adan teknologi merupakan komponen yang terintegrasi untuk

menjalnkan sistem informasi manufaktur ini. Komponen ini merupakan komponen

pendukung sekaligus komponen utama untuk melaksanakan SIM.

SIMa dalam sebuah industri perlu mendokumentasikan semua data mulai dari input,

proses, hingga output produksi agar didapatkan hasil (informasi) yang sesuai dengan

keinginan perusahaan. Setiap komponen data dapat menunjang proses pengolahan untuk

menjadi informasi yang berguna bagi departemen persediaan, departemen produksi dan

juga departemen kualitas.

http://battlemabbit.blogspot.com/2010/01/sistem-informasi-manufaktur-dalam.html

Konsep Sistem Informasi Managemen

Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.

Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :

  1. Kurang organisasi yang wajar
  2. Kurangnya perencanaan yang memadai
  3. Kurang personil yang handal
  4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.

SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.

Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.

Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.

Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.

A.DEFINISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.

Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.

B.UNSUR-UNSUR SISTEM INFORMASI SEDERHANA

Semua sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran dan lain-lain, akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).

DATA : fakta-fakta atau sesuatu yang dianggap (belum mempunyai arti)

INFORMASI : data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.

Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, non-komputer atau kombinasi keduanya.

C.SISTEM INFORMASI UNTUK MANAJER

Informasi yang diberikan kepada manajer digunakan untuk mengendalikan operasi, strategi, perencanaan jangka panjang & pendek, pengendalian manajemen dan pemecahan masalah khusus.

Dalam sistem yang dikomputerisasikan, program secara terus-menerus memantau transaksi pemasukan yang diproses atau yang baru di proses guna pengindetifikasian dan secara otomatis melaporkan lingkungan perkecualian yang memperoleh perhatian manajemen.

Semakin tinggi lapisan manajemen akan semakin cenderung menggunakan informasi yang berasal dari luar untuk tujuan pengendalian manajemen. Perbandingan kinerja organisasi dengan statistika ringkasan dari pesaing atau industri rata-rata jelas sangat penting artinya.

D. SISTEM INFORMASI INTELIJEN

Sistem informasi intelijen secara otomatis bertugas mencari dan menganalisis informasi tentang lingkungan sosial, politik, hukum, peraturan perundangan dan ekonomi dari satu atau lebih negara disamping juga tentang kesehatan dan prospek masa depan industri dimana perusahaan bersangkutan merupakan bagian didalamnya serta juga tentang pesaingnya.

Sistem informasi intelijen akan memberikan informasi perencanaan yang para manajer tidak menerima dari sumber lain.

Sumber informasi intelijen :

  1. Lembaga pemerintah.
  2. Asosiasi perdagangan industri
  3. Perusahaan riset pasar swasta
  4. Media massa
  5. Kajian khusus yang dilakukan organisasi

Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk memahami strategi pesaing, pergeseran halus dalam selera konsumen.

Unsur pokok dalam informasi intelijen :

  1. Profil keperluan informasi dari manajer
  2. Sistem penggalian informasi manajemen
  3. Sistem pengkodean dan penyimpanan.
  4. Sistem analisis data
  5. Kajian khusus
  6. Sistem pelaporan
  7. Pedoman penghapusan data.

Sistem intelijen dapat memberikan banyak keuntungan bagi suatu perusahaan atau lembaga. Sekarang ini tidak hanya perusahaan besar yang memiliki sistem intelijen banyak perusahaan kecil yang juga mempunyai.

E.INTEGRASI SISTEM INFORMASI

Integrasi : adanya saling keterkaitan antar sub sistem sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain.

Pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari SIM. Berbagai sistem dapat saling berhubungan satu sama lain dengan berbagai cara yang sesuai keperluannya.

Integrasi sistem informasi dapat bersifat hirarkis yaitu pada tingkat transaksi akan memberikan masukan data kepada sistem tingkat manajerial atau sering pula dalam arah sebaliknya. Interaksi hirarkis adalah paling banyak diidentifikasikan dan diitegrasikan karena manajer mengetahui bahwa informasi harus diringkaskan menurut jalur hirarki disamping sistem yang bersangkutan ada di bawah satu garis komando dan karena manajer dalam bidang fungsional akan lebih banyak mengetahui data apa yang ada dalam sistemnya.

Keuntungan dari integrasi :

  1. Membaiknya arus informasi di dalam sebuah organisasi.
  2. Mendorong manajer untuk membagikan informasi yang dihasilkan oleh departemennya agar secara rutin mengalir ke sistem yang lain yang memerlukan.

F.EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

A. Fokus awal pada data

Selama paruh pertama abad 20, perusahaan pada umumnya mengabaikan kebutuha n informasi para manajer. Pada fase ini penggunaan komputer hanya terbatas pada aplikasi akuntansi.

Nama aplikasi akuntasnsi berbasis komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik (EDP) kemudian berubah menjadi Data prosesing (DP) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .

B. Fokus baru pada informasi

Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan komputer sebagai SIM dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tsb. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh perusahaan besar.

C. Fokus revisi pada pendukung keputusan.

Sistem pendukung keputusan (Decision support system)

= sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat manajer.

Manajer tsb. Berada di bagian manapun dalam organisasi pada tingkat manapun dan dalam area bisnis apapun. DSS dimaksudkan untuk mendukung kerja satu manajer secara khusus.

Spesifikasi DSS :

  1. Berfokus pada proses keputusan daripada proses transaksi
  2. Dirancang dengan mudah, sederhana, dapat diterapkan dengan cepat dan mudah diubah.
  3. Dirancang dan dioperasikan oleh manajer
  4. Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis kegiatan manajerial.
  5. Berkaitan dengan hanya bagian kecil dari masalah besar
  6. Memiliki logika yang serupa dengan cara manajer menganilis situasi yang sama.
  7. Memiliki basis data berisi informasi yang disarikan dari file dan informasi lain organisasi yang berasal dari lingkungan eksternal.
  8. Memungkinkan manajer untuk menguji hasil yang mungkin dari serangkaian alternatif.

D. Fokus pada Komunikasi

Pada waktu DSS berkembang , perhatian juga difokuskan pada otomatisasi kantor (office automation/OA) OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat elektronik.

OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konferensi jarak jauh, voice mail, e-mail, electronik calendaring, facsimile transmission.

E. Fokus potensial pada konsultasi

Komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia, suatu aplikasi yang dinamakan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

G.KEMAMPUAN SEBUAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi akan memungkinkan seorang manajer secara sistematis menganalisis masing-masing tugas organisasi dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.

SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis sesuai yang direncanakan baginya. Secara kolektif kemampuan ini menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih cepat. Sistem informasi komputer dapat memiliki sejumlah kemampuan jauh diatas sistem non komputer. Dan kemampuan ini telah merevolusikan proses manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada. Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer :

  1. Pemrosesan data batch
  2. Pemrosesan data tunggal
  3. Pemrosesan on-line, real time
  4. Komunikasi data dan switching pesan
  5. Pemasukan data jarak jauh dan up date file
  6. Pencarian records dan analisis
  7. Pencarian file
  8. Algoritme dan model keputusan
  9. Otomatisasi kantor.

H.KEMAMPUAN PELAPORAN

Semua sistem informasi memiliki kemampuan pelaporan dan laporan harus dirancang agar sesuai dengan bentuk tertentu.

Prinsip pelaporan :

  1. Laporan harus menonjolkan informasi terpenting
  2. Harus seringkas mungkin
  3. Harus disediakan dukungan
  4. Sistem pelaporan manajemen biasanya dalam transisi
  5. Setiap laporan harus berformat keputusan
  6. Terstruktur untuk melaporkan suatu kinerja

Jenis-jenis laporan :

1. Laporan periodik

Laporan yang secara rutin dikerjakan

2. Laporan indikator kunci

Merupakan variasi laporan periodik, laporan ini secara khusus memberikan beberapa statistik kritis kegiatan operasi harian kepada manajer.

  1. Laporan siap panggil

Jenis laporan yang ditetapkan oleh manajer agar tersedia sebelum berakhirnya satu periode, mungkin karena masalah operasi yang tidak diharapkan atau adanya ancaman.

  1. Laporan khusus

Laporan ini sering disebut juga laporan ad-hoc adalah jenis laporan lain dari jenois laporan tidak terjadwal yang dapat diminta oleh manajer.

  1. Laporan perkecualian

Yaitu laporan yang berisi hanya informasi yang dibutuhkan oleh manajer.

I.INTERFACE ANTARA MANAJER DAN MESIN.

= titik kontak dimana sistem komputer memberikan informasi kepada manajer atau dimana manajer memberikan data kepada sistem komputer.

Bentuk komunikasi antara manajer dan komputer :

  1. Pengembangan program komputer
  2. Dialog atau menyelami file
  3. Mengakses data
  4. Memasukkan input.

RINGKASAN

  1. Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis yang rumit dan lingkungan yang dinamis tuntutan terhadap keberadaan Sistem informasi manajemen adalah menjadi kebutuhan.
  2. Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi secara rasional dan yang mentransformasikan data menjadi informasi dengan berbagai cara sehingga dapat meningkatkan produktifitas selain juga harus disesuaikan dengan gaya dan watak para manajernya.
  3. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gagalnya membangun SIM, antara lain :

· Kurang organisasi yang wajar

· Kurangnya perencanaan yang memadai

· Kurang personil yang handal

· Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.

  1. Kemampuan teknis sistem komputer :
    • Pemrosesan data batch
    • Pemrosesan data tunggal
    • Pemrosesan on-line, real time
    • Komunikasi data dan switching pesan
    • Pemasukan data jarak jauh dan up date file
    • Pencarian records dan analisis
    • Pencarian file
    • Algoritme dan model keputusan
    • Otomatisasi kantor.
http://oktadymalik.multiply.com/journal/item/43

Peranan Teknologi Informasi di Bidang Manajemen/Bisnis dan Perbankan

Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa komputer peranan teknologi informasi akan sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun insidental dan menyediakan banyak informasi dengan cepat dan tepat.
Sistem Informasi Management merupakan sistem informasi yang sudah banyak diterapkan pada perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa baik pada perusahaan besar, menengah, atau perusahaan kecil. SIM dapat diterapkan pada semua tingkat atau level manajemen yang ada yaitu manajemen tingkat atas (top management), manajemen tingkat menengah (middle management), dan manajemen tingkat bawah (lower management).

Di perusahaan dagang seperti department store, telah dipergunakan mesin cash register (mesin kasir) yang dilengkapi dengan kendali komputer sehingga mesin tersebut dapat dikendalikan oleh pihak manajer hanya dari ruang kerjanya secara cepat dan tepat, untuk scanning barcode kode barang dagangan, menghitung laba rugi, inventaris, dan sebagainya.

Di bidang perbankan, salah satu solusi sistem informasi perbankan telah diperkenalkan oleh perusahaan besar seperti Hewlett-Packard (HP), yang bekerja sama dengan Infosys telah memperkenalkan solusi core banking, yang disebut Finacle kepada bank-bank di Indonesia. Finacle memberikan solusi bagi bank yang ingin melakukan up-grade terhadap sistem yang telah mereka miliki. Dengan menggunakan Finacle, up-grade sistem bisa dilaksanakan dengan resiko investasi maupun kegagalan migrasi yang rendah. Ini penting bagi bank-bank agar mampu menghadapi siklus bisnis yang selalu berubah. Dengan solusi terpadu ini – berupa software dan hardware, jaringan, sistem integrasi, serta opsi consulting dan outsourcing – bank juga akan memiliki nilai tambah sehingga menjadi lebih kompetitif.

Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi kebijakan dan strategi dunia usaha perbankan yang selanjutnya lebih mendorong inovasi dan persaingan di bidang layanan terutama jasa layanan pembayaran melalui bank. Inovasi jasa layanan perbankan yang berbasis teknologi tersebut terus berkembang mengikuti pola kebutuhan nasabah bank. Transaksi perbankan berbasis elektronik, termasuk internet dan menggunakan handphone merupakan bentuk perkembangan penyedia jasa layanan bank yang memberikan peluang usaha baru bagi bank yang kerakibat pada perubahan strategi usaha perbankan, dari yang berbasis manusia (tradisional) menjadi berbasis teknologi informasii yang lebih efisien dan praktis bagi bank. Pada perusahaan jasa seperti perbankan komputer digunakan untuk menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan sebagianya.

Komputer juga banyak digunakan untuk proses akuntansi, melakukan analisis keuangan, neraca, laba-rugi, dan sebagainya. Bahkan ada beberapa software yang secara khusus disediakan untuk operasi akuntansi. Di bidang perhotelan komputer digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis kamar yang telah terisi dan masih kosong. Bahkan saat ini pada penjualan pertokoan kecil, usaha kecil dan menengah (UKM), apotek dan bermacam-macam usaha kecil lainnya juga telah banyak menggunakan komputer.

http://teknik-informatika.com/teknologi-informasi-bidang-manajemen/